Our First Ski Trip to Vallåsen

Seringkan mendengar sebuah ungkapan “When in Rome, do as the Romans do”. Nah, itulah yang kami lakukan wiken kemarin. Menyambut datangnya liburan musim dingin yang dimulai hari ini, hari Sabtu kemarin kami mencoba sebuah olahraga yang biasa dilakukan oleh orang-orang Swedia saat liburan, yaitu bermain ski. Ceritanya pingin merangkul kehidupan di Swedia gitu degh.. LOL. Eniho, walaupun di daerah selatan Swedia tahun ini bisa dibilang miskin salju, tapi ga berarti kami harus traveling jauh ke utara dulu untuk bisa ketemu tempat main ski. Hanya sekitar 45-1 jam perjalanan dari Helsingborg, terletak sebuah ski area yang cukup terkenal dan tahun ini mereka akhirnya buka. Yeaaaaay… Jadi juga nih kita ski trip ke Vallåsen.

[su_gmap width=”900″ height=”540″ address=”vallåsen”]

Silahkan zoom out petanya untuk lihat posisi Vallåsen

Berangkat dari rumah sekitar jam 8.30 pagi, kami pergi ke Vallåsen bersama teman kami, sebuah keluarga student dari Indonesia, yang kebetulan memang tetanggan banget di sini. Karena ini trip perdana bagi kami berdua, maka selama perjalanan ke sana kami konvoi dengan Bubu yang menunjukkan arah jalannya. Untuk menuju ke kawasan ski Vallåsen ini kami musti melewati jalan pedesaan yang cukup sempit. Tapi yang menyenangkannya, selama otw kesana sudah terlihat salju dimana-mana.. YES! Udah kangen banget sama yang namanya salju. Jadi begitu liat suasana putih di kanan kiri, hati ini rasanya girang banget.

Setelah 1 jam perjalanan (musti alon-alon karena kondisi jalan yang tertutup salju), akhirnya kami sampai juga di Vallåsen dan para suami-suami langsung bergegas ke arah tempat penyewaan gear untuk bermain ski. Kebetulan memang kami sudah memesan via online sehari sebelumnya, jadi sesampainya di sana, seluruh perangkat kami sudah siap sedia di rak-rak yang ditentukan. Perangkat yang bisa disewa semua dipilihkan oleh staff yang bertugas dan disesuaikan dengan tinggi dan berat badan kita masing-masing.

Kelar berganti baju dan memakai semua gear yang disediakan, kami mulai berjalan ke arah area skinya. Ga seperti yang gue duga sebelumnya, dimana kirain tempatnya akan “tertutup” dan harus membayar biaya masuk, ternyata tempat ini sangat-sangat terbuka sekali. Semua orang bebas sliweran dan jika sudah memiliki perangkat skinya sendiri, bisa langsung membeli “skipass” atau tiket magnetic untuk mengendarai ski ke atas bukit yang diinginkan.

Peta area ski nya, lumayan besar yaaaaa…

ski trip to vallåsen

Beberapa alat ski sewaan yang diletakkan oleh penyewanya di beberapa titik sandaran. Alat-alat ini walau dimana-mana tapi ga ada yang berani asal ngambil karena settingannya udah beda-beda di setiap alat.

Tempat untuk membeli skipass, mendaftar sekolah ski atau membayar pinjaman peralatan ski

Tempat pengembalian alat-alat sewa

Bikin ga sabar pingin ikutan ngeluncur

eheeem…  :heart_beat:  :heart_beat:  :heart_beat:

Karena ini adalah pengalaman pertama kali kami semua bermain ski, maka kami mengambil privat lesson dengan durasi kurang lebih 1 jam. Si kakak kami ikutkan main ski sementara adek E dititipkan sebentar ke teman kami yang kebetulan memang sedang hamil. Di kelas singkat ini kami diajarkan cara memasang papan skinya, cara “berjalan” dan “menanjak” dengan kondisi papan ski sudah menempel di kaki dan tentunya cara meluncur yang benar. Si kakak yang memang pemalu dan lama panasnya kalau mencoba sesuatu yang baru, udah bisa ketebak selama pelajaran kebanyakan diemnya. Diajak jalan ga mau gerakin kaki. Diajak ngeluncur bareng pelatihnya malah ngejerit. Haaaaah.. Kakak.. ini jarang-jarang nak bisa main beginian.

Nasib gue sebagai emak-emak menyusui pun ga kalah tragis sih. Baru aja masa latihan berjalan setengahnya, tiba-tiba teman gue memanggil karena adek E ngamuk, ga mau digendong atau diajak main. Ga mungkin juga membiarkan si kunyil jejeritan histeris dan menyusahkan teman gue, akhirnya dengan pasrah gue meninggalkan pelajaran dan kembali ke restoran, tempat adek E dan teman gue menunggu.

Si kakak yang mutung terus selama latihan… hiks hiks.. padahal seru naaaak

Emak gaya dulu lah sebelum dipanggil tugas ngelonin anak bayi lagi

Selesai para bapak-bapak dan anak-anak belajar main ski, kami lanjut istirahat sambil makan siang. Karena udah curiga kalau harga makanan di restoran lumayan mahal, kami membawa snack dan cemilan buanyaaak banget. Dari roti, pisang, wafer cokelat, susu cokelat, semua masuk ke tas. Teman kami bahkan membawa nasi goreng dari rumah. Dan untunglah, memang di kawasan ski ini dibebaskan membawa makanan dari luar juga, jadi rencana kami untuk mengirit biaya makan pun ga sia-sia.. hehehe..

Makan siang sembari piknik

Melihat istrinya yang ter “puk-puk” musti jagain bocil yang ngamuk, pak suami menawarkan diri untuk gantian menjaga anak-anak supaya gue bisa mencoba berseluncur dari bukit yang lebih tinggi. Kesempatan itu tentu aja ga gue sia-siakan dan langsung ngibrit ke area ski lagi. Karena posisi buktinya kali ini agak lebih jauh dan menanjak, maka gue sekalian mencoba lift yang ada. Bentuknya ga seperti lift ski yang biasa (yang pakai tempat duduk – kalau yang itu untuk naik ke bukit yang benar-benar tinggi posisinya), yang ini hanya berbentuk tiang dengan “dudukan” yang akan menarik kita ke atas.

Nama pun pemula yaaaah… baru aja naik lift dan naik ke atas bukit, begitu lepas pegangan liftnya gue langsung terjatuh dan papan ski gue terlepas.. nyahaha. Jadi malu sama adek-adek kecil seumuran Jo yang dengan lancarnya melanjutkan “perjalanan” begitu lepas dari liftnya.

Dan rasanya meluncur turun pakai ski itu… seruuuuuuuuu…

Awalnya emang nakutin sih, karena kan kecepatannya tuh berasa ngebut banget padahal mah kalo orang yang liat cuma biasa aja. Tapi begitu bisa ngegerakin badan ke kiri dan ke kanan dan pada akhirnya berenti dengan sempurna (tanpa ada korban selama perjalanan)… IT’S SO FUUUUUUUN!!!!

naik lift ke atas “bukit”… macam bukit teletubbies gitu deh

naik-naik teruuus..

can you spot me up there?

dan meluncuur 

Beberapa kali mencoba meluncur dari bukit yang sama, Bubu menyarankan gue untuk naik bukit berikutnya yang agak sedikit lebih tinggi. Bedanya sih ga jauh-jauh banget dan masih bisa dibilang bukit untuk pemula karena banyak anak-anak yang juga meluncur dari sana. Tingkat kemiringannya pun masih cukup landai, jadi seharusnya mah beti lah ya sama yang sebelumnya. Di sana akhirnya gue merasakan pedihnya badan terhantam salju.

So, kejadiannya diawali seperti biasanya. Gue naik lift dan kemudian bersiap-siap meluncur ke bawah. Target gue saat itu ada 3.

  1. Meluncur dengan benar
  2. Berhenti dengan benar
  3. Jangan menabrak apapun di antara 1 dan 2

Awal meluncur gue merasa kalau memang kecepatannya jauh lebih kencang dari sebelumnya. Mungkin karena posisi bukit yang lebih tinggi memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Karena banyaknya orang yang meluncur/berdiri di sepanjang lintasan, tentulah gue harus mencoba untuk bergerak ke kanan kiri untuk menghindari mereka. Tapi karena kecepatan gue lebih tinggi, jadi usaha gue untuk menghindari mereka menjadi lebih sulit. Badan gue mulai limbung, otak panik dan sempat satu ketika gue meluncur ke arah 2 orang yang sedang ngobrol di samping lintasan (ngapain juga mereka ngobrol di situ gue ga ngerti deh -_-“). Enihoo, karena takut menabrak orang lain, satu-satu yang terlintas di kepala gue adalah berhenti secepat mungkin. Insting pertama gue adalah dengan menjatuhkan diri ke salju.

AND OH IT HURT SOOOOO BAAAAAD!!!!  :tears:  :tears: 

Karena gue menjatuhkan diri ke arah kanan, jadi tangan gue tertiban badan dan sukses terseret di salju sampai akhirnya gue berhenti. Gue lepaskan papan skinya supaya lebih gampang berdiri dan ga langsung jumpalit lagi, dan saat itulah gue merasakan perih di sekujur lengan kanan gue. Lengannya terasa lemas tapi perih. Sampai-sampai gue takut kalau engselnya lepas atau patah. Dengan pelan-pelan gue menenteng papan skinya dengan tangan kiri dan memaksa lengan kanan gue untuk bergerak, walaupun masih lemas banget.

Alhamdulillah, walau lemas dan sakit, pergelangan tangan gue masih bisa digerakan, yang artinya ga ada engsel yang terlepas atau patah. Setelah itu, gue cuma duduk-duduk ngemper di pinggiran sambil jagain si adek yang udah lelap tertidur pulas. Beberapa jam setelahnya baru kondisi tangan gue berangsur balik normal seperti semula.

Tapi namanya juga main ski, kalo ga pake jatoh itu ga afdol kan rasanya.

si kakak yang akhirnya mau nyoba main lagi | emak-emak ngeglosoran di bawah sehabis jatuh

Overall, walau sempat jatuh dua kali (yang satunya lagi kepleset saat selesai main), tapi gue cukup suka main ski. Memang olah raga ini termasuk yang susah banget di awal tapi begitu bisa pasti akan lebih menyenangkan mainnya. Jadi harus ditahan-tahan dulu segala sakit dan susahnya. Si kakak? Yah seperti yang tadi sudah gue bilang, panasnya lama, jadi begitu udah siangan baru dia mau nyoba meluncur dikit-dikit dibantu papanya. Trus si papanya sendiri? kalo dia mah ga usah ditanya lah.. hahaha

Sayangnya, ongkos untuk main ski ini kalau diitung-itung lumayan juga habisnya. Karena namanya juga pertama kali, dimana kami harus menyewa seluruh peralatan main dan gue juga harus menyewa jaket/celana, plus skipass dan privat lesson, total harga yang kami keluarkan sekitar 2780 SEK (± Rp. 4.750.000,-) untuk bertiga. Itu belum termasuk makan/camilan dan biaya bensin PP. Jadi besok-besok mungkin cukup setahun sekali aja kali yaaah..  :laugh:  :laugh:  *ujung-ujungnya pelit*.

More about Bébé

An Indonesian who currently living in Helsingborg, Sweden. A wife and a mom of two cute baby girls. A gadget-freak, manga lover and k-pop listener. Has a passion for photography. Love traveling and cooking.

21 thoughts on “Our First Ski Trip to Vallåsen

  1. Tiwie

    Pengalaman pertama yang gak terlupakan banget itu.. next trip, cari hacks nya yang banyak mungkin Be, biar maennya lebih puas, hati senang, dan kantong gak jebol #Mamak2Banget #ujung2nyaBukaKalkulator ??

    Reply

    1. Bébé

      Hahahaha… sayangnya yang kayak gini ga ada diskonan karena bukanya jarang, jadi walau ga diskon juga pasti rame. Emang tipe olahraganya bikin kantong jebol kalo keseringan ??

      Reply

  2. ajheris

    Kalau dirimu cocok maju terus be dan jangan kasih kendor?. Emang kalau berhasil pasti asik. Main di salju emang asik kok menurutku. Cuma aku memang takut main ski. Jatuh beberapa kali padahal aku nyobanya masih sekitaran rumah yang tidak terlalu landai dan itu sakit bgt badanku jatuh. Gimana mau latihan di kawasan fjället coba hahaha bisa terjungkal. Dirimu termasuk berani lgsg nyobain yang tinggi gt.

    Reply

    1. Bébé

      Hahahahaha.. pinginnya sih nyoba terus mbak. Tapi kmrn abis jatoh itu aja badan langsung sakit semua. ???

      Reply

  3. niee

    Seru banget itu mbak main skinya. Jadi pengen ?

    Reply

    1. Bébé

      Kapan ke negara bersalju lagi Niee? Cari pas winter biar bisa nyobain juga ??

      Reply

  4. Fiberti

    Pengalaman pertama main salju asyik. Selanjutnya gengsi bermain ( ga mau kepleset) wkwk…ih lucu kl liat anak kecil main ski. Gemesin…

    Reply

    1. Bébé

      Iyaaa.. bocil2 ini emang gemesin banget yaaa.. dan bikin ga pede kalo liat mereka udah pada pinter ngeluncur dr bukit2 yang super tinggi ??

      Reply

  5. Dita

    seru yaaaaa, kemarin pas ke Jepang ditawarin ikutan ski di Sapporo tapi aku gak mau…belum berani euy, main main lempar2an bola salju dulu aja deh 😀 maklum pertama kali mainan salju nih masih norak

    Reply

    1. Bébé

      Ahahah… next time ikut aja Dit.. seru kok. Dan jarang juga kan bisa nyobain ??

      Reply

  6. Melissa Octoviani

    seru banget be… berasanya jadi pengen ikutan main hahahaha…

    Reply

    1. Bébé

      Hihihi semoga kapan2 bisa nyobain juga ya Mel. Jayden mungkin suka nih ??

      Reply

  7. Angel

    seru bangettt keliatannya Be ;D mupeng liat salju2an nya, pengen ikutan :))

    Reply

    1. Bébé

      Emang seruuu.. apalagi jarang2 bisa nyobain kan. Jadi makin berasa berkesannya..

      Reply

  8. dian_ryan

    ini mah seru banget be, bisa maen salju trus ski….

    Reply

    1. Bébé

      Memanfaatkan waktu pas bisa nih Dian. Jarang2 bisa ketemu salju tebel gt soalnya ?

      Reply

  9. Melissa

    pengen ikuuuuuuuuuut. kirain disana bakalan murah secara deket dan sering bersalju. Ternyata mahal juga ya be. Btw penasaran, papa bubu jago kah mainnya?

    Reply

    1. Bébé

      Di sini jarang banget bersalju. Jadi mungkin lebih mahal. Mereka musti bikin salju buatan gitu deh supaya tebel tumpukannya.

      Si PapaBubu lumayan lah. Kemarin sama2 pengalaman perdana buat sekeluarga, tapi dia lebih pinteran mainnya. Ga sampe jatoh gedubrakan ??

      Reply

  10. yance

    wihh seru yaa meluncur dari atas bukit..tapi kalo pake acara jatoh sih serem..takut ada yang patah…dan ternyata mahal juga yaa maen ski disitu…*melipir dehh

    Reply

    1. Bébé

      Hahah iya mbak.. takut jatoh sama nabrak orangnya sih ??

      Iya lumayan juga ternyata biayanya. Musti beneran suka kalau mau sering2. Jadi ga sayang kalo beli alat2nya sendiri ?

      Reply

  11. sdrsashaa

    seru mbak Be 🙂
    lumayan lah mbak Be, jadi agenda tahunan :p

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *