Seperti yang udah sering gue sebut di blog, gue itu bukanlah tipe orang yang supel yang gampang masuk blusukan dan kenalan sama orang baru. Bagi gue prinsip “take it slow” sangat berlaku dalam berteman. Tapi di sisi lain gue juga gampang “nyaman” kalau ketemu orang yang cocok. Karena itulah ketika gue pindah ke Swedia, salah satu masalah utama yang agak bikin gue jiper adalah mencari teman. Emang sih berkat ibu...
Aku pilih 2 saja
Tenang.. posting ini bukan post kampanye kok… hihi… Kalau dulu sebelum nikah atau sebelum punya Jo gue ditanya mau punya anak berapa pasti dengan cerah ceria akan gue jawab “mau punya EMPAT!”.. hahaha.Mungkin karena terlalu sering ngeliat bagaimana heboh dan serunya keluarga nyokap (yang 8 bersaudara) kalau lagi kumpul bikin gue juga kepinginan nanti kayak gitu juga sama anak cucu. Apalagi setelah nikah sama Bubu yang juga 4 bersaudara dan...
Berdamai dengan keadaan
Jadi ceritanya kemarin, setelah bertahun-tahun lamanya, gue merasakan lagi yang namanya dipijet. Ga pijat seluruh badan gitu sih, cuma pijet kaki doang selama kurang lebih 40 menit. Dan coba tebak berapa biayanya? Karena gue pakai diskonan dari Let’s deal jadi harganya hanya 149 SEK atau sekitar Rp. 260 ribu dari harga aslinya yang sebesar 400 SEK (sekitar 700rban). Kalau dulu jaman baru pindah ke Swedia gue pasti bakalan hela napas...
Belajar bahasa Swedia lewat IKEA
Pruta… Bekväm… Bagi yang pernah mampir melipir ke IKEA pasti agak familiar dengan nama-nama tersebut deh. Yup, keduanya adalah nama produk yang dijual di toko furnitur terkenal asal Swedia yang bentar lagi akan dibuka di Jakarta. Tapi… apakah kalian tau kalau IKEA sering menggunakan kata-kata yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari di Swedia sebagai nama barang-barang yang dijualnya, termasuk kedua item yang sudah gue sebut tadi ? Apaaaah.. udah tau? yaudah...