Kalau ngebahas tentang  penyakit yang kompak dimiliki gue sekeluarga (in this case, nyokap + adek gue), sariawan atau panas dalam selalu menempati posisi teratas. Kalau misalnya satu sariawan, pasti yang lain ikutan. Dan hal tersebut masih berlanjut walaupun gue udah pindah jauh ke Swedia. Padahal sariawan tuh bukan penyakit menular kan ya? Secara gue juga jauh di bagian dunia yang berbeda gini. Yah sepertinya kami macam sehati sejiwa gitulah. Atau mungkin kami hanya FOMO (fear of missing out)? Jadi kalau yang satu sariawan, yang lain musti ikutan juga? Entahlah… hahaha ???

Chat kami di grup keluarga beberapa hari yang lalu. Emang gitu sih, sariawan aja harus ribut tunjuk-tunjukkan siapa yang mulai  ?‍?‍?

Eniwei, karena sekeluarga sering panas dalam dan sariwan, jadi udah pasti di rumah selalu berusaha nyetok obat. Berhubung kami orangnya ’fragile’ dan ga tahan obat yang langsung ditetesin ke lukanya (Ya Allah, perihnya mirip siksa dunia kayaknya), kami pun memilih yang berbentuk minuman aja. Memang sih sembuhnya agak lebih lama, tapi setidaknya ga pake pingin pingsan setiap menggunakan obatnya. Dan sejauh ini pilihan kami selalu jatuh ke obat panas dalam Larutan Cap Kaki Tiga. Why? Because it works!

Mungkin karena kandungan mineral alami yang ada di dalam minumannya (yang ternyata bernama gypsum fibrosum dan calcitum), setiap kami sariawan dan minum Larutan Cap Kaki Tiga ini dalam beberapa hari perih sariawannya mereda dan terpenting, proses untuk sembuhnya ga pake rasa sakit yang aduhai. Apalagi Larutan Cap Kaki Tiga ini kan udah ada sejak 80 tahun yang lalu dan terkenal pula secara turun sebagai ahlinya panas dalam. Jadi ga aneh juga sih kalau ramuannya manjur. Sekarang pilihan rasanya juga udah banyak buangeeeet, makin enak diminumnya. Memang pilihan benar lah.

Di liburan pulang kampung kemarin, gue berkesempatan mengenalkan minuman ini ke Bubu dan kakak Jo. Papa Bubu? Well.. yang satu ini sih memang ga banyak komentar tentang rasanya. Tapi setiap hari kalau lagi main komputer, doski diem-diem suka buka lemari es dan nyomot satu kaleng. Iiigh, kamu ternyata suka yaaa.. Bikin segar toh saat siang-siang bolong kepanasan di rumah.

Nah si bocil ini nih. Yang selalu pemilih kalau minum atau makan apapun. Kira-kira reaksinya apa yaa? Untunglah sekarang udah ada varian baru khusus anak-anak dengan ukuran yang lebih kecil dan desain yang eye-cacthing banget buat bocah. Si kakak begitu liat botol dan kalengnya langsung posesif dan ga bolehin siapapun ngambil punya dia. Ya gimana ga pocecip kalau bentuk packagingnya begini…

Desainnya cakep banget kaaan… ???

Selain posesif karena desain packagingnya, si Kakak juga sangat-sangat menikmati rasa minumannya, terutama yang stoberi. Setiap hari dia nanya boleh ambil lagi ga dan musti berkali-kali dibilangin kalau setiap hari cukup minum satu botol aja. Ya walaupun rasanya mirip sirup kan tetep aja itungannya jamu. Yang OK dari kemasan anak-anak ini, takarannya memang udah disesuaikan untuk mereka. Biasanya kan untuk anak hanya diperbolehkan minum seperempat atau setengah botol/kaleng aja. Sekarang, monggo dihabiskan semua.

Sayangnya, walau suka banget dan emang obat sariawan langganan, susah banget bawa berbotol-botol atau berkaleng-kaleng Larutan Cap Kaki Tiga ke Swedia. Berat makk. Pulang kali ini pun gue hanya bisa membawa 2 kaleng aja. Satu buat gue, satu buat kakak (need to make space for the martabak manis). Dan bener kan, begitu sampai Swedia dan si kakak ngeliat kalengnya, langsung ribut minta minum. Kebetulan emang si kakak badannya lagi ga enak karena baru sembuh flu, jadi yasudahlah gue kasih lagi untuk bikin badannya terasa lebih fresh. Tapi abis ini susah lagi carinyaa ya kak … hiks hiks hiks

My biggest pet peeves about this drink is the amount of sugar they use. As you may know, gue kan agak-agak mengurangi penggunaan gula dalam bentuk apapun. Jadi pas ngerasain Larutan Cap Kaki Tiga yang ada rasa khususnya tuh agak gimana gitu sama kadar manisnya. Pas pula ga ada keterangan di kaleng berapa gram gula yang digunakan. So.. agak gemez-gemez gimana gitu lah. Memang mungkin lebih baik gue stuck ke versi yang original saja.

Cuma ada stoknya segini ajaaaa..  :lonely:  :tears:

Na ah ah… mama ga boleh minta, ini punyaku

Balik lagi soal sariawan, semoga saat nanti si kakak besar, doski ga ikutan grup ”mari sariawan bersama” di keluarga. Sudah cukup hanya mama, tante Ca dan Uti aja yang sibuk tunjuk-tunjukkan siapa yang memulai. Kalau makin rame anggotanya, bisa rauwisuwis ntar sakitnya.. LOL

Ada yang juga rajin sariawan kayak kami? biasa lah cari temen 😉

* * * *

Disclosure:

Posting ini adalah posting berbayar. Produk yang digunakan diberikan secara gratis (dan beberapa gue beli sendiri. Coz seriously, belom selesai nulis post dan foto-foto aja udah nyaris habis jatahnya dicomot sana-sini sama orang rumah). Semua cerita dan opini di post ini merupakan pendapat pribadi sesuai dengan pengalaman sehari-hari akan produk yang tersebut di dalam post.