Mengunjungi Museum MACAN

Museum MACAN

Berusaha menikmati liburan pulkam sebaik mungkin, gue mulai mencari tempat-tempat baru untuk dikunjungi. Secara ya bokk… bolak balik masuk mol kok ya lama-lama bosen. Pingin rasanya ganti suasana sekali-kali. Pas bener teman-teman dekat gue lagi sibuk ngebahas sebuah museum baru di Jakarta yang katanya cocok buat tempat foto-foto kece. Gue pun penasaran dooong. Memang ada gitu? Ternyata eh ternyata ada. Tempat tersebut bernama Museum MACAN.

Jujur, pertama kali gue denger namanya, komentar gue cuma “apaan siiiiih??”.. hahaha ?

Yamaap, cuma kok namanya cheesy banget gitu ya. Hahahaha… Serius kalau hanya dari nama (yang selalu disebut orang) gue ga kebayang isi museumnya apa. Malah sempat gue kira kalau museum ini berisi tentang perkembangan fauna di Indonesia. Yaaaa, abis kan namanya Museum MACAN = ?. Tapi kok katanya bagus buat pepotoan? Hah, cukup banyak pertanyaan di kepala gue. Namun setelah gue google, barulah otak gue terbuka dan aku pun terpana..

Wuiiih, serius nih sekarang Jakarta punya Modern Museum, macam kayak di luar negeri gitu? Mantaaaaap. ????

So, di suatu hari yang indah, di saat adek gue sedang libur kerja dan mau mengantar kami kesana dengan sogokan sebuah steak di Holycow (iya dia emang murah anaknya), kami pun menuju ke Museum MACAN yang berlokasi di Kebun Jeruk.

Ketika kami keluar dari tol Kebun Jeruk, kami sempat ragu akan gedung yang dimaksud karena ga ada papan petunjuk menuju ke Museum MACAN. Jadi bermodal peta yang ditunjukkan oleh google maps, kami masuk ke gedung AKR Tower dan bertanya ke security yang bertugas di lobby. Alhamdulillah, kami ternyata berada di tempat yang benar. Setelah mendapat tempat parkir, kami menuju ke lantai yang dimaksud (yang aku lupa lantai berapa.. aha ha ??).

Setelah membeli tiket di loket seharga 50rb untuk orang dewasa, kami mengantri masuk ke dalam ruangan museum. Ga seperti yang gue bayangkan sebelumnya (museum tentang macan -_-“), Museum MACAN ini, seperti yang terlihat dari namanya “Modern and Contemporary Art in Nusantara”, sangat bersuasana ya modern dan minimalis sekali. Interiornya didominasi warna putih dengan lantai kayu plus sistem pencahayaan yang cantik. Dari seluruh bagian museum, yang paling ramai terlihat di sebelah kanan setelah melewati pintu masuk. Banyak banget orang sedang mengantri untuk menikmati salah satu main installation di museum ini, yaitu Infinity Mirror Rooms karya Yayoi Kusama.

Karena kadang kami agak FOMO yaaaaah, kami pun ikut kumpulan orang-orang yang sudah panjang mengular. “Yaudah sih sekalian dah nyampe sini” kalau kata adek gue saat itu. Yabaiklah, mari kita mengantri. Selama kami mengantri itu, gue sempat melihat sebuah informasi cara menikmati karya yang sedang kami tunggu. Jadi mekanismenya itu begini… Setiap giliran masuk ke dalam ruangan maksimal 2 orang dewasa dan hanya diberi waktu 45 detik.

YES, anda ga salah baca. Hanya EMPAT PULUH LIMA DETIK saja. Itu pun benar-benar diitung menggunakan stopwatch oleh petugas yang menjaga di pintunya. MEEEEEN.. ???

Dan benar aja sih, begitu gue dan Bubu (plus adek E) masuk ke dalam ruangan (setelah mengantri hampir 1 jam), gue kasih hp ke Bubu buat sibuk foto-foto sementara gue nyoba menikmati salah satu karya artist ternama asal Jepang ini. Baru aja dapet WOW momentnya dan ingin menyerap rasa itu sedikit lebih lama, pintu sudah diketuk-ketuk dari luar dan kami pun harus kembali ke kenyataan. Mbak, 15 detik lagi deeeeh. Boleh gaaa? ???

Museum MACAN

Selesai menikmati Infinty Mirror Room, kami mulai menjelajahi bagian museum yang lain. Gue perhatikan karya-karya seni instalasi dan lukisan yang dipajang adalah hasil karya dari seniman luar dan dalam negeri. Cuma yah, zuzur zajah, saya agak ga begitu ngerti akan seniman-seniman modern dan karya-karyanya. Jadi ketika melihat lukisan-lukisan yang ada gue kadang bertanya-tanya “mereka siapa ya?” ahahah.. Maaap… *salim sama yang bikin karya*. Cuma bukan berarti ga ada karya seniman yang cukup terkenal loh… Or at least terkenal standar gue yaaa.. LOL. Setidaknya ada karya dari Andy Warhol dan Keith Haring yang di pajang di museum ini. Gue kebetulan suka banget hasil karyanya Keith Haring dan sempat lah saat kuliah dapat tugas yang berurusan dengan karya seniman ini, jadi bisa liat sendiri di depan mata salah satu karyanya, uuugh… super giddy aja rasanya. ??

yang girang bisa ngeliat karyanya Keith Haring (sebelah kiri) secara langsung

Lama banget berdiri di depan lukisan ini sambil mikir, ini mirip gayanya siapa yaaaaa, kok familiar? Warhol bukan ya? dan ternyata emang bener hahaha

Saat sedang memperhatikan beberapa lukisan, gue mendekati salah satu petugas yang kebetulan berdiri ga jauh dari gue. Aku kepo qaqa, sebenarnya karya-karya di museum ini tuh asli atau hasil reproduksi? and to my surprise, seluruh karya yang ada ternyata karya asli hasil koleksi pribadi atau hasil peminjaman, seperti Infinity Mirror Room tadi. I was like WHOAAAAAAA… so cool… No wonder, selama ngobrol sama gue, si mbak-nya ga bisa konsen menjawab pertanyaan gue karena sibuk ngeliatin segerombolan anak muda yang lagi riweh mau grup selfie di salah satu lorong dan nyaris nyenggol lukisan yang sedang digantung. Kalo sampe rusak kan pusing gantinya. ?

Dan mumpung sedang membahas topik ini, gue perhatikan pengunjung yang datang 60-70% nya terlihat sibuk foto-foto di depan lukisan atau di sekitaran area museum tanpa ada niat menikmati karya yang ada. Fotonya juga ga yang candid atau selepas lewat gitu loh. Tapi benar-benar bolak balik gaya, liat kamera, balik lagi ke posisi awal, gaya, liat kamera, round and round it goes. Sama seperti rombongan yang akhirnya ditegur si mbak petugas yang sebelumnya ngobrol sama gue. Mereka sibuk banget cari angle buat grup selfie sampe muter-muter di lorong yang sempit itu dan ga peduli sama kondisi sekitar. Yang dimana bagi gue sih sayang aja yaa.. I don’t mean to be an art snob ato apalah, tapi nama pun ke museum gitu kan… tempat untuk melihat lukisan/karya instalasi yang dipamerkan, ya habiskan waktu sebentar untuk melihat karyanya kek. Kalaupun emang dasarnya cuma mau cari tempat foto kece (yang ga ada salahnya juga), ya mbok pelan-pelan dan ga serudukan ga karuan. Haaah..

Yah… ambil positipnya aja lah. Siapa tau awalnya cuma buat tempat foto kece, lama-lama makin banyak yang suka juga merhatiin karya-karya seperti ini. Baby steps.. right?

Overall, Museum MACAN ini menurut gue cukup bagus. Penataan karyanya apik, flow ruangannya enak. Karena orang-orang kebanyakan fokus ingin melihat Infinity Mirror Room, jadi bagian museum yang lain terasa lebih sepi. Petugas yang berjaga di sana cukup banyak dan ga menolak untuk ditanya-tanya. Uang masuknya pun pas lah, ga terlalu mahal juga. Mereka juga memiliki kids room di bagian luar museum (di lantai yang sama) yang cocok buat anak-anak (dan tempat ini juga instagramable loh, buat yang mau pepotoan).

Ada yang udah pernah mampir ke Museum MACAN juga? what do you think?

More about Bébé

An Indonesian who currently living in Helsingborg, Sweden. A wife and a mom of two cute baby girls. A gadget-freak, manga lover and k-pop listener. Has a passion for photography. Love traveling and cooking.

23 thoughts on “Mengunjungi Museum MACAN

  1. pinkuonna

    Wah, dekat rumah nih tapi belum pernah ke sana..thanks infonya, Be ?

    Reply

    1. Bébé

      Masama.. wah kalau deket enak tuh. Bisa kesana pagi2 jadi ga perlu ngantri lama buat liat Infinity Mirror Room nya ?

      Reply

  2. Kelimutu

    Tepat sekali seperti yang aku rasain mbak. Kebanyakan orang kesana cuma buat foto2 doang. Kesian sik, sayang karya-karyanya cuma dijadiin background tanpa dinikmati. Kita yang beneran kesana buat nikmatin karyanya malah jadi risih sendiri karena di setiap sudut selalu ada orang yang poto2. ):

    Reply

    1. Bébé

      Sebenernya mah gpp ya.. cuma kadang fotonya terlalu seru dan heboh sendiri jadi ganggu. Apalagi kalo udah ga ngeliat sekeliling ?

      Reply

  3. Shinta

    Belum pernah kesana dan kalau niat kesana kayaknya better gak bawa anak2 deh… mereka gak akan enjoy pasti, yg ada emak rempong jagain.. takut nyenggol cyiiin….

    Reply

    1. Bébé

      Haha iya jangan bawa bocil. Mereka ga akan betah. Kmrn aja si Emelie aku gendong terus supaya ga gritilan semua2 diprotolin ??

      Reply

  4. Hilda

    Hi be..salam kenal.silent reader dari lama nih.hehe. aku juga sukak banget sama MACAN museum. Betah didalam
    Cuma mbak2 nya galaknya wasalam..haha.ngerti sih kalo itu karya seni mahal. Gegara gak sadar badan condong dikit langsung kaget kena tegur (serius suaranya kenceng????). Eh giliran ada se geng nampaknya WNA yg bikin ribut dan nunjuk2 deket lukisan, petugasnya ngeliatin saja. Aku piluu..haha. tp overall aku sukaaak. Pengen balik lagi kesana

    Reply

    1. Bébé

      Hahaha.. aku kmrn juga nempel banget liatnya. Alhamdulillah pas ga ada yg ngeliat jadi ga diteriakin ??. Ahahaha.. pilih kasih ya mbaknya ??

      Reply

  5. ajheris

    Duh itu 45 detik apa ga bisa dibikin 5 detik aja sekalian? cepet banget. Ke museum cuma nebeng foto alamak sayangnya ya. Apalagi museum kayak gini. Bagus nih jadi refrensi. Tar kalau pulkam sempetin ke sini deh. Makasih infonya Be. Tapi sekilas mirip museum art di Aarhus denmark ya. Uda ke sini belum Be? bagus museumnya apalagi yang rainbow efek di atasnya.

    Reply

  6. Melissa Octoviani

    nanggung amat be 45 detik hahahaha… aku pengen banget kesini, tapi mungkin tanpa jayden kali ya… ga kebayang kalo dia lari2 trus ngerusak, entah duit darimana buat gantiinnya hahahaha…

    Reply

  7. Maya

    gue belum sempet malah kesitu Be, mengingat ramenya gara2 yayoi kusama hahahah mungkin kalo pas hari kerja kali bakal disempatin kesitu.
    Dari pengalama jalan2 ke museum, sayang nya banyakan pengunjung (at least di Indonesia) emang lebih sibuk sama foto ketimbang menikmati karya yg dipajang di museum. Jadi gengges gitu liatnya 😀

    Reply

  8. kittenholic

    wah be, diriku kalah sama tamu dari luar negeri haha. gw belom pernah kesana, bahkan baru tau lokasinya minggu lalu gara-gara ngobrol sama temen wkwk. bener, gw juga amazed akhirnya indonesia punya museum kontemporer macam gini. salut juga karena ternyata itu karya asli, dan yg gw denger ada yang kerjasama dengan guggenheim segala. keren pisan. sayang gw belom sempet kesana, nanti deh tunggu ada temen yang minat foto2 cantik sekalian nikmatin karya disana dulu baru pergi ahha.

    Reply

  9. Rere

    Woow aku malah baru tau nih ada museum ini hahahaha. Boleh cobain kesitu ah kapan2?? tp sepertinya emang ga perlu bawa kiddos yah hahahaha

    Reply

  10. Arman

    hahaha yang penting emang poto2nya ya… 😛

    Reply

  11. Dita

    yampuuuun yang dari Swedia aja udah ke sini, aku belum hahaha 😀
    pengennya nunggu agak sepi, tapi kayaknya gak bakalan sepi juga ya

    Reply

    1. Bébé

      Ahaha dtgnya harus pas baru buka kyknya Dit, baru sepi ?

      Reply

  12. Pypy

    Semalam nonton youtuber kesana malah katanya yg kapan itu cuma dibatesin 10 detik Be saking yg datang sampai ribuan orangnya. Amsyong. akhirnya mereka balik hari biasa eh penuh juga jadi dapat waktu 30 detik..haha..

    Reply

    1. Bébé

      ?? cuma 10 detik? Apa rasanyaaaaa ???

      Reply

  13. kutubuku

    Yang karya Yayoi Kusama itu mah jadi permanent installation di Louisiana juga di sini. Belum pernah ke Louisiana ya? Deket mestinya dari Helsingborg, tinggal nyebrang ke Helsingør terus ambil train ke Humlebæk.

    Reply

    1. Bébé

      Belum pernah kesana. Sempet liat sih temen ada yang ke situ tapi kirain cuma sementara. Thank you infonya

      Reply

  14. Fanny

    beee… gue jg ke sini diajakin sepupu. sama sekali gak tau jadi gak ada prasangka atau harapan apa2 dan kaget pas tau ada Yayoi di sana… Gue malah cuma boleh masuk 20 detikkkk!!! hahahaha

    i love it

    Reply

    1. Bébé

      Di denmark ternyata ada mbak instalasi karyanya Yayoi yang permanen.. Belum sempet kesana sih, tapi jadi penasaran juga..

      BUahahaha 20 detik. Mau foto juga udah stress duluan kayaknya.. 😆

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *