Keep Holding On

Saat gue menulis post terakhir, seminggu yang lalu, jujur tujuan gue menulis sebenarnya ada dua. Satu untuk gue sendiri dan yang ke dua untuk cari perhatian.

Yang untuk diri gue sendiri, gue merasa setelah selesai posting, gue akhirnya mengakui kalau memang gue sempat depresi. Karena selama ini gue merasa gue baik-baik aja, hidup gue juga cukup-cukup aja. Jadi gue pikir seharusnya ga ada alasan untuk gue untuk mempunyai perasaan seperti ini. Tapi toh ternyata rasa itu ada dan posting kemarin gue gunakan sebagai titik konfirmasi, kalau iya I’m not that happy and maybe I need help.

Untuk yang ke dua, yup, gue memang mencari perhatian. Mungkin lebih halus kalau disebut “a cry for help”. Entahlah… bagi gue agak sulit ngebahas masalah ini secara detail ke seseorang atau group of friends (eh sempet ding cerita ke sahabat gue, tapi ternyata kami sedang dalam kondisi yang sama, so we pretty much drowning in our own misery.. LOL). Karena itulah gue lebih memilih untuk menuliskannya saja. Tapi di saat bersamaan, gue merasa butuh teman sharing, so blogging to the rescue!

Dan ternyata, banyak banget teman-teman yang datang, memberi semangat dan sharing pengalamannya masing-masing. Selama seminggu ini gue berusaha menjalani beberapa saran dari teman-teman yang gue baca di kolom komentar. Berusaha mendekatkan diri sama yang di Atas, berusaha meyakinkan diri that this too shall pass, berusaha mencari waktu untuk diri gue sendiri. Tentu aja ga seketika gue langsung balik happy happy joy joy. No… perjalanan gue masih sangat panjang. Setidaknya gue merasa kalau gue berjalan ke arah yang benar untuk memperbaiki perasaan gue ini.

Karena itulah, gue mau mengucapkan terima kasih ke semua yang sudah meninggalkan kata-kata penyemangat supaya gue merasa lebih baik dan kuat. Di saat gue sadar kalau internet bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya dan menyakitkan, dengan betapa mudahnya seseorang meninggalkan komen/pesan yang berisi kata-kata buruk dan menyeramkan, ternyata banyak banget yang memilih untuk menyemangati gue.

Yah sebenarnya itulah inti posting ini… I want to say THANK YOU! Kepanjangan ya openingnya? *selftoyor* hahaha. Karena kalian gue merasa ga sendiri, bahwa masalah yang gue alami juga pada akhirnya bisa terlalui. Semoga juga kalau ada yang merasaan perasaan yang sama seperti yang gue tuliskan di posting kemarin, maka kalian tau kalau kalian ga sendiri dan bisa menjadikan kalimat-kalimat penyemangat yang ada di kolom komen, sebagai penyemangat kalian juga.

Kalau kata Avril Lavigne…

Keep holding on
‘Cause you know we’ll make it through
We’ll make it through

Yes, we WILL make it through!

More about Bébé

An Indonesian who currently living in Helsingborg, Sweden. A wife and a mom of two cute baby girls. A gadget-freak, manga lover and k-pop listener. Has a passion for photography. Love traveling and cooking.

10 thoughts on “Keep Holding On

  1. Mia

    heheheee semangat kak Bebe! this too shall pass!
    (said the one who has depression and anxiety attacks)
    menurutku gapapa kok kalo kadang2 kita merasa au ah gelap, asal kita jangan keasikan gelap2an aja… kata nenek itu berbahaya hehehehee

    aku sih biasanya coping nya dengan aku tulis (juga) tapi di blog khusus yg tidak berpembaca gitu… terus nanti kalo uda plong puas ditulis semua, paling seminggu kemudian dibaca ulang terus berefleksi hehehee

    Reply

  2. Ridha Soemansyah

    Hwaiting kakak! I know how you feel, I’ve been there ❤️❤️❤️

    Reply

  3. aftri

    biiiigg huuuggss

    Boleh juga curhat ke suster, Be. Mungkin lebih bisa membantu lo at this moment. It’s very common and you’re not alone and we LOVE you <3

    Reply

  4. Melissa Octoviani

    aku juga pernah ngerasain perasaan kayak depresi waktu abis lahiran, dan nulis di blog itu jadi salah satu obat buat aku menghilangkan depresi… bahkan ampe sekarang… kalo lagi stress urusan anak atau apapun, mending nulis di blog aja…

    Reply

  5. Sasha

    Ka bebe, i really really feel you. Bedanya ka bebe bisa ngeluarin uneg2 lewat blog sementara aku cuma mingkem. Jadi dirasain sendiri ampe sakit kepala dan lain lain. Aku bahkan gabisa cerita sama cowokku atau bahkan ibuku karena sayangnya mereka gak bisa memahami apa yg aku rasain karena mereka pun bingung aku depresi karena apa. Kalau dilihat biasa aku biasa2 aja tapi kalau udah sendirian wuihhhh… panic attack ku kambuh dan bikin aku sakit kepala banget. Tapi orang terdekatku terus nyemangatin aku dan berusaha biar aku gak sendirian. Walaupun sampai sekarang aku masih belum 100% merasa normal tapi at least aku bisa lebih positif kalo aku bisa lepas dari depresi dan panic attack

    Reply

  6. Diana

    Semangat ya mba. Semoga cepat berlalu. #Big Hug#

    Reply

  7. Lia Harahap

    Semangattt, Mbak. Justru dengan ngeblog ada rasa sedikit lega kan. 🙂

    Reply

  8. SweetBlue

    beuh, situasi kita sama banget, Be. sebagai seorang ibu rumah tangga yg juga lg bermukim di luar dan harus ngerjain semuanya sendirian, baca postingan Bebe terakhir berasa kayak lagi ‘ngaca’. inget banget masa2 ‘gelap’ dimana hidup terasa monoton dan rasanya pengen teriak2 trus saking jenuhnya sama suasana. ngefek banget akhirnya sama perlakuanku ke anak. makin sering2 marah ke dia, teriak, bahkan kadang suka nyubit juga saking keselnya trus abis itu aku nangis deh karna nyesel dan merasa bersalah banget.
    sampe akhirnya aku nyadar kalo perilaku anak aku ke aku mulai berubah…dia gak mau lama2 deket sama aku. mukanya juteeek trus (padahal baru 1,5 thn waktu itu). ke orang lain juga sikapnya jadi agresif. aku jadi mikir, jangan2 sikap aku selama ini ke dia, tanpa disadari berefek ke psikologis dia. disitu aku mulai takut. disitu juga aku bertekad gak mau memberikan masa kecil yg ‘suram’ ke anak2 aku kelak. aku pengen mereka happy dan itu semua harus dimulai dari ibunya yg happy dulu. akhirnya aku banyakkin follow IG mahmud disini yg juga harus berjibaku ngurus keluarga sendirian (dan ini ngefek bikin aku gak ngerasa too lonely), aku juga mulai berusaha sabaaar banget sama anak aku, berusaha banyak ketawa sama dia, ngurangin marah2 dan gak terlalu musingin kelakuan dia yg bikin kesel. ajaibnya, perlahan-lahan aku lihat sikap anakku gak sekeras dulu lagi. dia mau dengerin apa yg aku minta ke dia (apalagi kalo aku pura2 sedih dan nangis).
    Dan yg makin bikin aku berusaha keras gak terlalu ngerasa depresi ya banyak2 bersyukur. bersyukur bisa punya status ibu dimana masih banyak pasangan lain yg menginginkan anak,bersyukur punya anak yg sehat dan ‘lincah’. karena, Be…kita gak pernah tau kapan semua kenikmatan itu dititipkan sama kita kan? Kebayang gak sih kalo di satu hari itu, kita marah2 trus sama anak kita dan ternyata keesokan harinya dia ‘diambil’ sama Allah dan kenangan terakhir yg kita punya sama dia adalah ketika kita marah2in dia…:( jangan sampai deh.
    duh, maaaaaf banget ya, Be kepanjangan. tapi cuma kepengen sharing aja. semoga Bebe gak sedih berlarut2 lagi yaa 😀

    Reply

  9. Riri

    fokus ke hal-hal yang kecil untuk disyukuri, makan bareng, ketawa bareng, dan mengingat kalo masa-masa ini cepet banget hilang dalam kedipan mata. 😀

    Reply

  10. kittenholic

    Semangat ya Be.. gw jg sempet kena baby blues.. tp spertinya ga sampe depresi sih (untungnya).. be gw pernah denger, kalo emosi coba tulis deh. Mksdnya beneran nulis pake bolpen di kertas, jangan ketik. It’ll help to release ur emotion.. hopefully this little tips can help you. Hugs..

    Reply

Leave a Reply to Sasha Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *