Banyak Jalan Menuju Roma…

Cuma memang harus banyak sabar kalo harus sering mampir kemana-mana.

Sebenarnyaaaa.. kalau ditanya pekerjaan yang benar-benar gue mau itu apa, jujur aja gue akan menjawab: Interaction designer (UX/UI). Bukan hanya tipe designer ini sedang panas-panasnya, tapi gue pun sangat menikmati mendesign untuk app/website. Karena itulah saat membangun portfolio gue, contoh-contoh design yang gue buat lebih banyak berkutat di sekitar membangun interface app dan teman-temannya.

Namun, sudah entah beberapa lowongan pekerjaan dengan posisi ini yang gue lamar, semua berakhir dengan penolakan. Mungkin memang karena gue belum ada pengalaman nyata di bidang itu, jadi susah untuk “break through”, masuk ke celahnya.

Karena itulah, ketika gue memulai pekerjaan di tempat kerja sekarang — yang dimana job desk awal yang ditawarkan lebih fokus mendesain untuk iklan di socmed dan membenahi website – gue pun sebenernya sangat puas. Toh masih ngedesain yang gue mau dan di saat yang bersamaan gue juga bisa memanfaatkan ilmu programming yang gue dapat dari sekolah yang gue ikuti selama setahun terakhir. It’s the ideal job, basically.

Cuma kadang life works in a mysterious way… baru sekitar 2 minggu bekerja di bulan Juli tahun 2020 lalu, gue mendapat tugas untuk membuat beberapa desain awal aplikasi yang akan kami kembangkan selama setahun kedepan. Sample look gitu lah ceritanya. Setelah tugasnya kelar, gue kira akan kembali ke jobdesk gue seperti semula.

Turns out it didn’t.. Hah! 😆

Setelah deadline projek singkat itu selesai, bos gue tiba-tiba ngajak ngobrol one on one dan memberikan gue 2 pilihan: lanjut di jobdesk awal gue atau melanjutkan project mendesain app. Cencu saja, tanpa pikir panjang, gue langsung menjawab kalau gue akan melanjutkan membangung app. Gile lo ndro, ya masak kesempatan emas akan gue lewatkan begitu saja. Ya kali nanti bisa datang lagi.

Sekarang, sudah lebih dari setengah tahun terakhir, gue mengerjakan yang gue menjadi cita-cita gue selama beberapa tahun terakhir. Susah sih pake banget. Setiap hari penuh dengan hal-hal baru yang selalu bikin excited dan kadang sukses membuat gue merasa overwhelmed. Karena project ini adalah project pertama gue, di bidang yang gue belum pernah coba sama sekali dan akan didevelop sampai akhirnya diluncurkan ke khalayak umum. Pressure? HAH, apa itu?! 😂🤣

Untunglah kolega-kolega gue emang the best banget lah. Mereka memberi gue ruang untuk mengerjakan segalanya di pace gue. Siap membantu setiap kali gue mentok atau mulai gelagapan. Ga ada pressure berlebihan dan selalu mengingatkan kalau di sana kami nyemplung bareng-bareng. Jadi harus siap membantu satu sama lain supaya ga semua tenggelam. Dan aku yang masih nubie ini pun jadi terharu. Aku pasti bisa!!

Hmm… apalagi yaaa…

Ah iya.. Dengan berubahnya jobdesk gue, gue pun berhasil meyakinkan bos gue untuk memotong masa percobaan gue sebagai intern. Dari yang seharusnya 6 bulan, jadi cuma 5 bulan saja dan selanjutnya resmi sebagai pegawai tetap. Ga hanya berhasil memotong durasi, gue pun berhasil mengubah posisi gue, dari yang sebelumnya ditawarkan sebagai ”junior visual designer”, kini berganti menjadi ”ux/ui designer”. Tanpa embel-embel juniornya… yippii 😁❤️.

Ah iya, bagaimana dengan sekolah?

Sayangnya, harus berenti sejak bulan September tahun lalu. Awalnya gue sudah mempersiapkan beberapa scenario yang dibutuhkan untuk gue tetap bisa sekolah + kerja dalam waktu yang bersamaan. Tapi begitu sekolah mulai, ternyata jenis tugasnya berubah dari sebelumnya banyak tugas personal, menjadi tugas kelompok dan nyaris setiap hari gue harus “meeting” dengan teman-teman di kelas. Merasa ga mampu membagi waktu untuk terus2 meeting dengan teman sekolah + kerja di kantor, gue memutuskan untuk berhenti dari sekolah. Sempat ragu karena gue merasa memberikan contoh ga baik ke anak-anak (berenti di tengah jalan), cuma Bubu mengingatkan alasan gue berenti karena gue sudah mendapat kerja. Jadi ga seperti gue menyerah di tengah jalan.

So yeah.. begitulah update terakhir penjalanan Bebe mencari kerja di Swedia. Riwet, penuh lika-liku, penuh tangis.. tapi Alhamdulillah.. akhirnya sampai juga di depan pintu Roma. Sekarang tinggal bersiap diri merasakan riuhnya berada di sana dan berusaha untuk selalu bisa betah dan ga keteteran.

It’s been a long journey, Be.. But I’m glad you didn’t give up! You did well! I’m proud of you!

Featured image is a free license image from Pexels.com

More about Bébé

An Indonesian who currently living in Helsingborg, Sweden. A wife and a mom of two cute baby girls. A gadget-freak, manga lover and k-pop listener. Has a passion for photography. Love traveling and cooking.

7 thoughts on “Banyak Jalan Menuju Roma…

  1. aftri

    Bebeee! I’m so proud of you too!! Congrats yaa, akhirnya kesampaian juga impiannya! Semangat Be buat project barunya. Ditunggu launchingnya (no pressure, hahaha)

    Reply

  2. ohdearria

    Well done Be! Ga sia2 ya segala jumpalitan usaha selama ini!👏👏🥰🥰

    Reply

  3. Puti Manira

    yeay congrats, lama gak kedengeran ternyata udah sibuk aja nih hehe, wish all you the best at work

    Reply

  4. niee

    selamat ya mbak bebe. Semoga pekerjaannya terus menyenangkan dan bisa beradaptasi dengan baik. Akhirnya ya bisa bekerja full time di swedia 🙂

    Reply

  5. kutubuku

    Congratulations! It’s not easy to start a career in a foreign country!!

    Reply

  6. TheKambings

    Congrats beeeee buat posisi barunya. Whoaaaaaah, udah lama banget gak blogwalking (masih ada kah ini istilah? 😆 ). Ternyata lo masih rajin ngeblog ya be. Sek….sek….bacain mundur dulu, hahahhahahaha.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *