Ketika liburan pulang kampung tahun lalu (sebentar.. saya mau meratap 1-2 detik akan kenyataan kalau udah nyaris berapa bulan sekarang ga pulang kampung lagi.. huhuhu), gue menyempatkan untuk bertemu dengan beberapa teman blogger. Nah ketika ketemuan itu ada satu pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman yang bikin hati kebat kebit. Pertanyaan tersebut adalah… “Beee, gimana caranya sih? kok bisa, ga ada yang bantuin di rumah tapi masih mampu ngurus anak, masak,...
Old habits die hard
Dengan status gue sebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan menghabiskan waktu di rumah aja, ternyata ga mampu menghilangkan beberapa kebiasaan yang gue tangkap/mulai waktu gue masih kuliah dan kerja dulu. Saking udah menjadi kebiasaan yang melekat, kayaknya udah menjadi bagian dari kepribadian gue sendiri. Kebiasaan yang pertama, yaitu memperhatikan desain kotak, label produk di swalayan. Habit ini gue mulai dari jaman kuliah dulu ketika salah satu mata kuliah gue (lupa...
Here comes the No
Akhir-akhir ini si neng sepertinya sedang masuk masa ‘rebel’ karena penggunaan kata “nggak” kok kayaknya jadi sering banget kedengeran. Dari mulai ditawarin makan, minum, tidur, susu, main, mandi atau apalah yang sebenernya dia mau, harus dulu dijawab dengan “nggak” sebelum akhirnya ngomel kalau misalnya dicuekin atau ditinggal. Ckckckck.. belajar darimana sih nak, kecil-kecil kok udah bisa trik malu-malu tapi mau gitu.. HIHIHI So far, gue sih seneng-seneng aja dengernya karena...
Anak sakit dan sekolah
Sudah seminggu ini Jo kembali ikutan öppen förskola atau open pre-school. Tapi ga seperti di cerita gue yang lalu, sekolah yang kali ini jauh lebih baik dan memang seperti yang gue harapan. Orang tua yang datang kebanyakan orang Swedia (artinya untuk komunikasi lebih gampang, dibanding sesama pendatang), ruangan kelas yang ga terlalu besar (dimana jumlah anak dan ortu yang ikutan juga ga terlalu banyak) dan mempunyai kegiatan bersama, seperti bernyanyi....